Pages

Selasa, 27 September 2011

Buat kotak dengan Rectangle tool kemudian aktifkan Mesh fill tool tambahkan node-node untuk menempatkan warna sebagai tekstur bayangan, kemudian masukkan kotak hasil mesh pada object daun.



Beri efek transparan 50% lah hasilnya seperti gambar dibawah ini;



Buat garis sepanjang daun dengan maksud sebagai serat daun kemudian gandakan dengan tekan + di Numpad, geser ke pinggir daun, selanjutnya klik Blend tool untuk menggandakan biar cepet dan tersusun rapi;




Dan induk garis yang ada di pinggir daun tadi atur pada sisi pinggir daun dengan Shape tool dan jangan lupa tekan Alt+Z (Snap to objects) supaya garis bisa menempel pada sisi-sisi pinggir daun.




Hasilnya seperti ini kira-kira;




Buat kotak dengan Rectangle tool dan atur tekstur warna dengan Mesh Fill tool sebagai Background



Langkah kedua Membuat Tetes Air

Buat object lingkaran dengan Ellipse tool dan tekan Ctrl+Q untuk mengkonversi ke kurva kemudian atur bentuk lingkaran sesuai dengan alur permukaan daun;



Beri warna putih dan hilangkan outline-nya dengan Color Palette selanjutnya atur transparansi object lingkaran dengan Transparency Tool di Toolbox



Gandakan lingkaran dan atur effect transparan pada sisi yang lain sehingga mengghasilkan warna gelap.




Buat object seperti gambar dibawah dan atur transparansi warnanya dengan maksud sebagai efek cahaya.



Gandakan lagi object lingkaran dengan tekan + di Numpad kemudian atur transparansi dan besar lingkaran untuk dijadikan object bayangan




Gandakan beberapa kali dan atur besar kecilnya object dengan Pick Tool.... selesai....
Hasil akhirnya seperti gambar dibawah ini...



Kalau kita mau sedikit memberikan efek pada hasil akhir maka desain kita akan tanpak lebih hidup yaitu dengan langkah sebagai berikut;


Pada Menu Bar Pilih Convert to Bitmap.... (tapi jangan lupa copy dulu desain sampeyan seandainya nanti ada perubahan), kemudian juga pada Menu Bar klik Effects --> Adjust --> Brightness/Contrast/Intensity...



Maka tampil kotak perintah untuk mengatur Brightness/Contrast/Intensity... ketikkan -20, 20, 20 atau atur Slider sesuai dengan kreatifitas sampeyan...




Hasilnya seperti gambar dibawah ini, dan ini adalah gambar yang benar-benar finish dan bisa dipamerkan  pada teman-teman hasil Gambar sampeyan....



Selamat Mencoba.....
(1)   Aplikasi Ultrasonik. Gelombang ultrasonik dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara lain:
a)      kacamata tunanetra, dilengkapi dengan alat pengirim dan penerima ultrasonik memanfaatkan pengiriman dan penerimaan ultrasonik. Perhatikan bentuk kaca tuna netra pada gambar berikut.
b)      mengukur kedalaman laut, untuk menentukan kedalaman laut (d) jika diketahui cepat rambat bunyi (v) dan selang waktu (t), pengiriman dan penerimaan pulsa adalah :
c)      alat kedokteran, misalnya pada pemeriksaan USG (ultrasonografi). Sebagai contoh, scaning ultrasonic dilakukan dengan menggerak-gerakan probe di sekitar kulit perut ibu yang hamil akan menampilkan gambar sebuah janin di layar monitor. Dengan mengamati gambar janin, dokter dapat memonitor pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan janin. Tidak seperti pemeriksaan dengan sinar X, pemeriksaan ultrasonik adalah aman (tak berisiko), baik bagi ibu maupun janinnya karena pemerikasaan atau pengujian dengan ultrasonic tidak merusak material yang dilewati, maka disebutlah pengujian ultrasonic adalah pengujian tak merusak (non destructive testing, disingkat NDT). Tehnik scanning ultrasonic juga digunakan untuk memeriksa hati (apakah ada indikasi kanker hati atau tidak) dan otak. Pembuatan perangkat ultrasound untuk menghilangkan jaringan otak yang rusak tanpa harus melakukan operasi bedah otak. “Dengan cara ini, pasien tidak perlu menjalani pembedahan otak yang berisiko tinggi. Penghilangan jaringan otak yang rusak bisa dilakukan tanpa harus memotong dan menjahit kulit kepala atau sampai melubangi tengkorak kepala.

(2)   Manfaat cepat rambat bunyi dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
a)      Cepat rambat gelombang bunyi juga dimanfaatkan oleh para nelayan untuk mengetahui siang dan malam.
b)      Pada malam hari kita mendengar suara lebih jelas daripada siang hari karena kerapatan udara pada malam hari lebih rapat dibandingkan dengan siang hari.

(3)   Resonansi sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
a)      Pemanfaatan resonansi pada alat musik seperti seruling, kendang, beduk dan lainnya.
(4)   Manfaat pemantulan bunyi dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
a)      menentukan kedalaman laut
Pada dinding kapal bagian bawah dipasang sebuah sumber getaran (osilator). Di dekat osilator dipasang alat penerima getaran (hidrofon). Jika waktu getaran (bunyi) merambat (t) sekonuntuk menempuh jarak bolak-balik yaiu 2 L meter, maka cepat rambat dapat dihitung sebagai berikut.

Di mana:
v = cepat rambat bunyi (m/s)
L = dalamnya laut (m)
t = waktu (t)
b)      melakukan survei geofisika
mendeteksi, menentukan lokasi dan mengklasifikasikan gangguan di bumi atau untuk menginformasikan struktur bumi, mendeteksi lapisan batuan yang mengandung endapan minyak
c)      prinsip pemantulan ultrasonik dapat digunakan untuk mengukur ketebalan pelat logam, pipa dan pembungkus logam yang mudah korosi (karat).
d)     Mendeteksi retak-retak pada struktur logam
Untuk mendeteksi retak dalam struktur logam atau beton digunakan scanning ultrasonic inilah yang digunakan untuk memeriksa retak-retak tersembunyi pada bagian-bagian pesawat terbang, yang nanti bisa membahayakan penerbangan pesawat. Dalam pemerikasaan rutin, bagian-bagian penting dari pesawat di-scaning secara ultrasonic. Jika ada retakan dalam logam, pantulan ultrasonic dari retakan akan dapat dideteksi. Retakan ini kemudian diperiksa dan segera diatasi sebelum pesawat diperkenankan terbang.

Membuat Logo Nike dengan Menu Shape Tool

Padahal sudah aku simpan sebagai konsep!... e..nggak taunya muncul pada posting-an, tapi nggak pa2...
Meskipun tutorial CorelDRAW didunia maya menjamur tidak masalah, yang penting semakin banyak informasi atau ilmu yang kita punya disebarkan pada rekan2 yang lain kita mendapat pahala, kan udah jelas, Orang mati itu meninggalkan 3 perkara, salah satunya adalah 'ilmu yang bermanfaat'......

Langsung pada pokok permasalahan; 
Disini kita membuat Logo Nike dengan Shape Tool seperti gambar dibawah ini;



Buat garis/outline dengan Freehand Tool atau tekan F5




Pilih Pick Tool, gandakan object garis dengan tekan tombol + di numpad, sehingga garis menjadi 2 object saling tumpang tindih dan select kedua object tersebut.




Combine kedua object tersebut menjadi satu object




Klik Shape Tool, select node kiri dan kanan dengan Join Two Nodes


Tekan Convert Line To Curva untuk merubah line menjadi curva


 

Arahkan cursor pada garis dan geser kebawah sampai  menjadi garis lengkung



Begitu juga garis ke dua


Tambahkan node dengan klik Add Node(s) dengan maksud untuk mempermudah dalam pengeditan




Atur sedemikian rupa sampai menghasilkan object sesuai dengan yang kita harapkan



Beri warna merah dan hilangkan outline (garis tepi) dengan klik tanda silang (X)




Ketik font yang mirip dengan yang kita inginkan, kalau ketinggiannya kurang ,tarik keatas dengan syarat Pick Tool  aktif pada Toolbox.



klik ganda pada object sehingga tanda aktif berbentuk panah pada pojok2 object, kemudian geser yang tengan atas ke samping




Hasilnya akan seperti gambar dibawah ini;




Klik Text Tool pada Toolbox  arahkan dan klik cursor pada area kerja (dekat text NIKE), Aktifkan Insert Character pilih symbol Register dan klik tombol Insert.




Selanjutnya klik Eyedropper Tool pada Toolbox




Klik Paintbucket pada symbol register maka warna akan sama dengan text NIKE





Selesai ..........


Monggo dicoba bagi yang belum bisa, untuk latihan..!
Bagi yang sudah Mahir tidak boleh mencela dan meremehkan...
Tunggal guru tidak boleh padu....... hehehehe....

Rabu, 14 September 2011

Resensi Film : A Beautiful Mind


Ini merupakan Based On True Story Film. Termasuk dalam daftar film favorit saya ^.^. Mengisahkan seorang matematikawan John Nash peraih nobel dalam bidang ilmu ekonomi pada tahun 1994, yang diperankan sempurna oleh Russel Crowe. Waloupun ini bukan film baru tapi sangat patut mendapat acungan jempol dan wajib anda tonton. Film ini juga meraih academy award.

Seorang matematikawan jenius tapi tak simpatik, alias apatis. Yang awal mula film nya dimulai pada tahun 1947 bersekolah di perguruan tinggi Princeton dengan mendapat beasiswa carniege. Dia adalah mahasiswa yang unik, tidak suka menyukai perkuliahan dan suka mbolos, karena menurutnya itu hanya membuang waktu saja dan mengekang kreatifias seseorang, dan hanya membuat otak tumpul. Dia justru lebih suka belajar secara otodidak, memahami dan memecahkan dinamika pergerakan natural melalui pemikirannya sendiri yang sangat kreatif. Nash lebih banyak meluangkan waktu di
luar kelas demi mendapatkan ide orisinal untuk meraih gelar doktornya
dan diterima di pusat penelitian bergengsi, Wheeler Defense Lab di MIT.

Konflik permasalahannya adalah
dia mengidap penyakit gangguan jiwa schizoprenia. Merupakan suatu gangguan jiwa yang orang itu tidak bisa membedakan mana yang halusinasi dengan mana yang nyata. Sebenarnya penyakit ini sudah sejak dia dari princeton, tapi tambah parah ketika ia mengajar di MIT.
Hidup Nash mulai berubah ketika ia diminta Pentagon memecahkan kode
rahasia yang dikirim tentara Sovyet. Di sana, ia bertemu agen rahasia
William Parcher. Dari agen rahasia ini, ia diberi pekerjaan sebai mata-mata. Pekerjaan barunya ini membuat Nash terobsesi sampai ia lupa
waktu dan hidup di dunianya sendiri.

Kasus John Nash kali ini adalah dia menganggap/berhalusinasi dirinya terlibat dalam konspirasi militer tingkat tinggi (aku ga mau cerita banyak deh,takutnya filmnya jadi ga seru). Film ini juga memberi kita pesan bahwa kekuatan sebuah cinta mengalahkan apapun. Kesabaran dari seorang istri sehingga Nash mampu bangkit dan meraih nobel di tahun 1994.
Page : << 1 2 3 4 5 ... 34 >>

Share:   Lintas Berita     Facebook     Tweet     Google     Digg     del.icio.us

 Cetak    Email    Komentar

Selasa, 05 Oktober 2010
RESENSI FILM: THE TOWN


Ben Affleck dan Rebecca Hall menjadi pasangan tidak mungkin dalam drama kejahatan “The Town.”  (CLAIRE FOLGER / WARNER BROS PICTURES)
Ben Affleck dan Rebecca Hall menjadi pasangan tidak mungkin dalam drama kejahatan “The Town.” (CLAIRE FOLGER / WARNER BROS PICTURES)
(Epochtimes.co.id)
Mungkin salah satu jenis drama aksi yang paling populer adalah motif perampokan. Sejak lahirnya layar perak, pecinta film telah terpukau dan sangat terpesona oleh aksi perampokan dan skema pencurian rumit.
Terlepas apakah itu menunjukkan suatu gejala sosial yang lebih besar, film bertema pencurian yang baik cenderung memiliki sedikit bumbu kunci — tim perampok yang terkoordinasi, rencana besar, perempuan menarik, adegan mobil mewah berkejaran, dan seringkali menampilkan daya tarik dikotik bagi para penonton agar berempati dan memihak baik pada  penjahat dan orang baik dalam film.
Dalam proyek arahan kedua Affleck, The Town, cerita film tradisi perampokan ini dipertegas dengan beberapa bumbu tambahan — menerima hidup Anda karena telah dibentuk oleh generasi sebelumnya versus melanggar aturan itu, memilih antara keluarga dan moralitas, dan cinta versus melindungi diri.
Berdasarkan novel karya Chuck Hogan Prince of Thieves, yang berlokasi di Charlestown, wilayah seluas satu kilometer persegi di Boston yang terkenal akan bibit perampok bank di Amerika. Affleck sendiri berperan sebagai tokoh utama, Doug MacRay, kepala tim pencurian terorganisir, yang berjuang antara mempertahankan loyalitas kepada teman-temannya dan pilihan meninggalkan gaya hidup hitamnya. Sang ibu pergi meninggalkannya saat usianya masih  enam tahun dan ayahnya (diperankan dengan cemerlang oleh Chris Cooper) mendekam di penjara keamanan tingkat tinggi untuk menebus hutang kejahatannya.
Setelah Doug dan timnya merampok Cambridge Merchant Bank dan menyandera manajer bank Claire Keesey, hubungan asmara yang mustahil tumbuh antara Doug dan Claire yang tidak menaruh curiga. Baginya, Keesey merupakan orang yang bisa mengubah hidupnya, perubahan yang selama ini sangat dinanti-nantikan. Tapi apakah Keesey akhirnya bisa menerima Doug dan timnya? Apakah ia akan tinggal bersamanya jika ia mengetahui profesi Doug yang sebenarnya?
Untungnya, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini menjadi samar oleh ketegangan multi-dimensi yang dimainkan, yang pada akhirnya menjelma menjadi apa yang mungkin dinyatakan sebagai kisah pencurian klise yang memiliki kedalaman, hati, dan jiwa.
Affleck bermain cemerlang, baik sebagai sutradara maupun aktor, dalam salah satu karakter paling mengesankan saat ini. Bintang yang sedang bersinar Jeremy Renner membuktikan bahwa ia menampilkan kinerja terbaiknya sebagai Jem, teman seumur hidup MacCay. Dan tidak lupa bintang “Mad Men” Jon Hamm, yang berperan sebagai Frawley, seorang agen FBI yang cerdas dan bicaranya cepat.
Bintang “Gossip Girl” Blake Lively memerankan karakter Krista, seorang ibu tunggal mantan pecandu-obat yang bermain sangat meyakinkan. Chris Cooper dan Pete Postlethwaite keluar sebagai pemeran yang kuat, mengeluarkan bakat luar biasa mereka dalam peran sebagai MacRay senior dan raja kejahatan Fergie.
Apabila Anda sedang mencari sebuah drama menegangkan dengan aksi dan pengembangan karakter yang baik, The Town bisa jadi merupakan pilihan yang tepat. (Helena Chao/The Epoch Times/val)

Baru saja saya menuntaskan menonton sebuah film jepang. Film tersebut berjudul Tada, Kimi Wo Aishiteru (2006). Artinya kurang lebih Just, Loving You. Mungkin Anda sudah pernah nonton, dengan judul lain: Heavenly Forest. Itu versi Inggrisnya.  
Setiap film jepang, bagi saya, selalu membekaskan kesan tersendiri. Sejak kecil saya memang suka film jepang. Mulai serial Oshin (TVRI dan TPI, jadul banget, saya masih SD), Rin Tachibana (TVRI), Suzuran (Transtv), hingga kartun Doraemon dan Rurouni Kenshin. Bahkan, beberapa waktu lalu saya melahap Seven Samurai dan pendekar pedang buta Zatoichi.  
Kembali ke Tada. Film ini mengambil ilham dari sebuah novel karya Ichikawa Takuji. Novel tersebut berjudul Renai Shashin – Mouhitotsu no Monogatari (Romance Picture – The Other Story). Ichikawa sendiri terinspirasi oleh film yang berjudul Renai Shashin (2003).  
Film ini beralur flashback. Jika dirangkai sejak awal, cerita bermula dari pertemuan Makoto Segawa (Tamaki Hiroshi) dengan Satonaka Shizuru (Miyazaki Aoi). Keduanya adalah mahasiswa sebuah universitas.  
Makoto punya hobi jepret-jepret kamera. Makoto adalah seorang pemuda pemalu.  Namun sebenarnya memendam bakat besar. Sedangkan Shizuru adalah gadis yang mengidap penyakit langka. Hormon pertumbuhannya tak normal, sehingga dia terlihat masih seperti anak-anak. Setelan yang dia pakai itu-itu juga: celana congklang di atas mata kaki, kaus kodok, serta kaus dalaman lengan panjang, ditambah kacamata besar. Miyazaki begitu tepat melakoni peran ini. Wajahnya manis, imut, lucu, dan kebocah-bocahan, serta berpotongan rambut bob seleher dengan poni di depan.  

(flickr)
Hubungan pertemanan mereka makin berlanjut dekat. Makoto selalu mengajak Shizuru masuk sebuah hutan. Sebenarnya hutan tersebut terlarang untuk dimasuki. Namun mereka nekat saja.  Maklum, Makoto tak pernah bisa menuntaskan hasrat fotografinya.
Wajar saja, lantaran isi rimba tersebut indah nian. Tak puas-puasnya Makoto menembak lebatnya hijau pepohonan (plenty of green), luasnya danau nan tenang, air kali yang bergericik mengalir tertimpal batu dasar sungai yang dangkal, serta burung-burung yang gampang-gampang susah dipotret. 
Rupanya Shizuru menaruh hati kepada Makoto. Dia pun minta diajari fotografi. Karya-karya Shizuru pun tak kalah cantiknya. Di mata orang lain, Shizuru nampak aneh. Kekanak-kanakan dan ganjil (weirdo). Hanya Makoto yang rela menemaninya setiap hari.  
Hubungan keduanya mulai merenggang dengan masuknya tokoh Fujiyama Miyuki (Kuroki Meisa). Miyuki adalah gadis yang cantik, menarik, begitu mature, lembut, pendek kata sempurna di mata kaum Adam. Miyuki kuliah satu kampus dengan mereka. Makoto naksir Miyuki –meskipun mereka tak pernah jadian. Karena Miyuki tahu, sebenarnya Makoto hanya tepat bagi Shizuru.  
Shizuru pun sadar, kalau dirinya penuh kekurangan. Fisiknya bagai anak kecil, tiada lekuk yang menarik. Namun dia selalu berujar, satu saat dia bakal berubah menjadi perempuan dewasa. Menjadi sosok yang cantik menarik dan tak terlupakan oleh seseorang yang mencintainya. Sebenarnya perkataan itu dia tujukan kepada Makoto. Hanya, Makoto menanggapinya sambil lalu.  
Satu hari, Shizuru meminta kado ulang tahun. Dia minta dicium Makoto. Dengan alasan, untuk diabadikan sebagai foto, untuk sebuah kompetisi. Makoto pun menyanggupinya. Makoto tak sadar, itulah hari terakhir dia bertatap muka dengan Shizuru. 
Setelah dua tahun berpisah, Makoto menerima surat dari New York. Rupanya dari Shizuru. Dia sudah bekerja sebagai fotografer di sebuah agensi. Shizuru mengundang Makoto menyaksikan pamerannya. Sebulan kemudian, Makoto menyambangi Shizuru di New York. Namun, yang dia temui adalah Miyuki. Rupanya Miyuki dan Shizuru tinggal seapartemen. Setelah lulus kuliah, Miyuki bekerja di New York. Bertemulah dia dengan Shizuru. 
Shizuru yang dinanti Makoto tak kunjung tiba jua. Rupanya dia pulang ke Jepang, dirawat ayahnya lantaran penyakitnya semakin akut. Lantas, meninggallah dia, dan abu jenazahnya telah dikremasi di kampung halaman.  Makoto hanya bisa menangis di depan gambar-gambar karya Shizuru. Sebagian besar, adalah foto diri Makoto sendiri. Serta, gambar Shizuru yang telah tumbuh dewasa, cantik, menarik, dengan potongan rambut panjang. Di ujung ruang pameran, Makoto tak jemu-jemunya memandang foto mereka berciuman di tepi danau di tengah hutan, tempat mereka berjumpa untuk terakhir kalinya.  

(flickr)
Film ini semakin berasa, karena dilengkapi oleh suara Otsuka Ai yang membawakan lagu tema (theme song) yang bertajuk Renai Shashin. Film ini punya banyak nilai lebih. Para pemainnya benar-benar orang Jepang, tak seperti film kita yang padat disesaki oleh artis karbitan berwajah bule atau blasteran.  
Pun, jalan ceritanya mengalir terasa nyata (meskipun fiksi), tak seperti kisah layar lebar kita (dan layar kaca), yang acapkali menyuguhkan cerita yang tak masuk akal serta melecehkan akal sehat.  Tak ada Miyuki yang dengki atau perebut pria lain; tak ada Shizuru yang bagai anak kecil nan licik dan jahat; tiada pula kawan-kawan kampus yang overacting meledek kekurangan Shizuru secara berlebihan; dus, tak satupun kekayaan materi yang telanjang diumbar. Semuanya berjalan natural dan makin menambah daya pikat.  
Tapi saya punya satu kekhawatiran. Duh, kalau begini kita tinggal tunggu waktu saja, satu saat pasti beredar film atau sinetron indonesia yang menjiplak film ini. Dengan rating tinggi pula. Ah, itu sih sudah lazim serta banal. Dan itu benar-benar memuakkan.  


Pacuan kuda adalah dunianya pria. Tak ada wanita yang bisa menembus dunia ini sampai Penny Chenery (Diane Lane) memberanikan diri masuk ke dunia yang sama sekali asing baginya ini. Bukan cuma bisa menembus dominasi pria namun Penny juga berhasil mengantarkan kudanya menjadi kuda paling legendaris di Amerika Serikat sampai saat ini.
Penny Chenery tak punya banyak pilihan selain menerima tawaran untuk mengambil alih Meadow Stable milik ayahnya yang sedang sakit-sakitan. Saat diambil alih Penny kondisi keuangan Meadow Stable sendiri sebenarnya jauh dari kata sempurna namun itu tak menghalangi tekad Penny. Dengan segala upaya, Penny akhirnya bisa merawat Secretariat, seekor kuda balap yang punya peluang menjadi sang juara.
Tentu saja Penny tak bisa bekerja sendiri dan di sinilah peran Lucien Laurin (John Malkovich) dan Ron Turcotte (Otto Thorwarth) muncul. Lucien Laurin adalah seorang pelatih kuda berpengalaman yang yakin kalau Secretariat punya peluang besar. Nyatanya, kuda balap yang satu ini memang berhasil menjadi kuda pertama dalam 25 tahun yang berhasil meraih Triple Crown. (Sumber : kapanlagi.com),